Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira – kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan obat – obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan tentang rumput lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas.
Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui. Hanya
pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut
telah dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke – 2,
tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat,
Denmark, dan Perancis.Sekarang ini rumput laut di Indonesia banyak dikembangkan
di pesisir pantai Bali dan Nusa Tenggara. Mengingat panjangnya garis pantai
Indonesia (81.000 km), maka peluang budidaya rumput laut sangat menjanjikan.
Jika menilik permintaan pasar dunia ke Indonesia yang setiap tahunnya mencapai
rata – rata 21,8 % dari kebutuhan dunia, sekarang ini pemenuhan untuk memasok
permintaan tersebut masih sangat kurang, yaitu hanya berkisar 13,1%. Rendahnya
pasokan dari Indonesia disebabkan karena kegiatan budidaya yang kurang baik dan
kurangnya informasi tentang potensi rumput laut kepada para petani.
Kandungan
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar – agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Tetapi ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin. Selain bahan – bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung jodium.
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar – agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Tetapi ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin. Selain bahan – bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung jodium.
Manfaat
1. Agar – agar
Masyarakat pada umumnya mengenal agar – agar dalam bentuk tepung
yang biasa digunakan untuk pembuatan puding. Akan tetapi orang tidak tahu
secara pasti apa agar – agar itu. Agar – agar merupakan asam sulfanik yang
meruapakan ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi
ganggang jenis Agarophytae. Agar – agar ini sifatnya larut dalam air panas dan
tidak larut dalam air dingin.Sekarang ini penggunaan agar – agar semakin
berkembang, yang dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan
dalam industri tekstil, kosmetik, dan lain – lain. Fungsi utamanya adalah
sebagai bahan pemantap, dan pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan
bahan pembuat gel. Dalam industri, agar – agar banyak digunakan dalam industri
makanan seperti untuk pembuatan roti, sup, saus, es krim, jelly, permen,
serbat, keju, puding, selai, bir, anggur, kopi, dan cokelat. Dalam industri
farmasi bermanfaat sebagai obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul, dan
bahan campuran pencetak contoh gigi. Dalam industri tekstil dapat digunakan
untuk melindungi kemilau sutera. Dalam industri kosmetik, agar – agar
bermanfaat dalam pembuatan salep, krem, lotion, lipstik, dan sabun. Selain itu
masih banyak manfaat lain dari agar – agar, seperti untuk pembuatan pelat film,
pasta gigi, semir sepatu, kertas, dan pengalengan ikan dan daging.
2. Keraginan
Keraginan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit
D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1
– 4 glikosilik. Ciri kas dari keraginan adalah setiap unit galaktosanya
mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%.
Kegunaan keraginan hampir sama dengan agar – agar, antara lain
sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi.
Keraginan banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan kue, roti,
makroni, jam, jelly, sari buah, bir, es krim, dan gel pelapis produk daging.
Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk pasta gigi dan obat – obatan.
Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik dan cat.
3. Algin (Alginat)
Algin ini didapatkan dari rumput laut jenis algae coklat. Algin
ini merupakan polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier
panjang. Bentuk algin di pasaran banyak dijumpai dalam bentuk tepung natrium,
kalium atau amonium alginat yang larut dalam air.
Kegunaan algin dalam industri ialah sebagai bahan pengental,
pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap
minyak. Algin dalam industri banyak digunakan dalam industri makanan untuk
pembuatan es krim, serbat, susu es, roti, kue, permen, mentega, saus,
pengalengan daging, selai, sirup, dan puding. Dalam industri farmasi banyak
dimanfaatkan untuk tablet, salep, kapsul, plester, dan filter. Industri
kosmetik untuk cream, lotion, sampo, cat rambut,. Dan dalam industri lain
seperti tekstil, kertas, fotografi, insektisida, pestisida, dan bahan pengawet
kayu.
Fungsi TON dalam Ekologi Rumput Laut
Rumput laut pertama kali ditemukan hidup secara alami bukan hasil
budidaya. Mereka tersebar di perairan sesuai dengan lingkungan yang
dibutuhkannya. Rumput laut memerlukan tempat menempel untuk menunjang
kehidupannya. Di alam tempat menempel ini bisa berupa karang mati, cangkang
moluska, dan bisa juga berupa pasir dan lumpur.Selain itu rumput laut sangat
membutuhkan sinar matahari untuk melangsungkan proses fotosintesa. Banyaknya
sinar matahari ini sangat dipengaruhi oleh kecerahan air laut. Supaya kebutuhan
sinar matahari tersedia dalam jumlah yang optimal maka harus diatur kedalaman
dalam membudidayakannya. Kedalaman idealnya adalah berada 30 – 50 cm dari
permukaan air.Proses fotosintesa rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh sinar
matahari saja, tetapi juga membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup baik
makro maupun mikro. Unsur hara ini banyak didapatkan dari lingkungan air yang
diserap langsung oleh seluruh bagian tanaman. Untuk mensuplai unsur hara ini
biasanya dilakukan pemupukan selama budidaya. Untuk membantu menyediakan unsur
hara dalam jumlah yang optimal dan supaya cepat diserap oleh rumput laut ini,
maka harus disediakan unsur hara yang sudah dalam keadaan siap pakai (ionik).
Unsur hara ini banyak dikandung dalam TON (Tambak Organik Nusantara).TON (Tambak Organik Nusantara),
mengandung segala bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan rumput laut.
Baik menyediakan unsur hara mikro lengkap, juga menyediakan unsur makro. Selain
itu TON juga akan meningkatkan
kualitas rumput laut, karena akan menurunkan tingkat pencemaran logam berat
yang juga akan terserap oleh rumput laut. Jika logam berat ini tidak ada yang
mengikat, maka akan ikut terserap dalam proses absorbsi unsur hara dari rumput
laut, sehingga sangat berbahaya bagi konsumen. Dengan adanya TON, logam berat ini akan
terikat dalam bentuk senyawa dan akan mengendap atau sulit terserap oleh proses
absorbsi.
Pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh jumlah oksigen
terlarut (DO), salinitas (kadar garam) dan temperatur. Kandungan Oksigen selain
dipengaruhi oleh gerakan air juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara.
Sehingga TON juga sangat penting
untuk menunjang ketersediaan oksigen di perairan. Temperatur ideal bagi
pertumbuhan rumput laut adalah berkisar 200 – 280 C
Dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang optimal dan
kondisi lingkungan yang seimbang karena pengaruh TON, maka kualitas dan
kuantitas bahan – bahan yang dikandung oleh rumput laut juga akan meningkat.
Selain itu, pemakaian TON untuk budidaya rumput
laut juga akan membantu mengikat senyawa – senyawa dan unsur – unsur berbahaya
dalam perairan. Senyawa – senyawa dan unsur-unsur ini jika teradsorbsi dalam
sistem metabolisme rumput laut, akan mengganggu pertumbuhan rumput laut dan
juga akan menurunkan kualitas hasilnya. Selain itu jika rumput laut ini akan
digunakan untuk bahan makanan, akan sangat berbahaya bagi yang menkonsumsinya.
Kandungan senyawa karbon aktif dari TON akan sangat membantu
untuk mereduksi senyawa-senyawa dan unsur – unsur berbahaya tersebut.
Budidaya Rumput Laut dan Cara Pemakaian TON (Tambak Organik
Nusantara)
Dalam menjalankan budidaya rumput laut, pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lokasi budidaya. Sebaiknya lokasi budidaya diusahakan di perairan yang tidak mengalami fluktuasi salinitas (kadar garam) yang besar dan bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga. Selain itu pemilihan lokasi juga harus mempertimbangkan aspek ekonomis dan tenaga kerja.
Dalam menjalankan budidaya rumput laut, pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lokasi budidaya. Sebaiknya lokasi budidaya diusahakan di perairan yang tidak mengalami fluktuasi salinitas (kadar garam) yang besar dan bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga. Selain itu pemilihan lokasi juga harus mempertimbangkan aspek ekonomis dan tenaga kerja.
Budidaya rumput laut dapat dilakukan di areal pantai lepas maupun
di tambak. Dalam pembahasan sekarang ini kita akan menekankan pada budidaya di
tambak. Hal ini mengingat peran TON yang tidak efektif
jika diperairan lepas (pantai). Untuk budidaya perairan lepas dibedakan dalam
beberapa metode, yaitu :
1. Metode Lepas Dasar
Dimana cara ini dikerjakan dengan mengikatkan bibit rumput laut
pada tali – tali yang dipatok secara berjajar – jajar di daerah perairan laut
dengan kedalaman antara 30 – 60 cm. Rumput laut ditanam di dasar perairan.
2. Metode Rakit
Cara ini dikerjakan di perairan yang kedalamannya lebih dari 60
cm. Dikerjakan dengan mengikat bibit rumput di tali – tali yang diikatkan di
patok – patok dalam posisi seperti melayang di tengah – tengah kedalaman
perairan.
3. Metode Tali Gantung
Jika dua metode di atas posisi bibit – bibit rumput laut dalam
posisi horizontal (mendatar), maka metode tali gantung ini dilakukan dengan
mengikatkan bibit – bibit rumput laut dalam posisi vertikal (tegak lurus) pada
tali – tali yang disusun berjajar.Pemakaian TON dengan 3 cara di atas
hanya dapat dilakukan dengan sistem perendaman bibit. Karena jika TON diaplikasikan di
perairan akan tidak efektif dan akan banyak yang hilang oleh arus laut. Metode
perendaman bibit dilakukan dengan cara :
- Larutkan TON dalam air laut yang ditempatkan dalam wadah.
- Untuk 1 liter air laut diberikan seperempat sendok makan (5 – 10 gr) TON dan tambahkan 1 – 2 cc HORMONIK.
- Rendam selama 4 – 5 jam, dan bibit siap ditanam.
Pemakaian TON akan sangat efektif
jika diaplikasikan dalam budidaya rumput laut di tambak. Cara budidaya di
tambak ini dapat dilakukan dengan metode tebar. Caranya adalah sebagai berikut
:
- Tambak harus dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran.
- Tambak dikeringkan dahulu.
- Taburkan kapur agar pH-nya netral ( 0,5 – 2 ton per-hektar tergantung kondisi keasaman lahan).
- Diamkan selama 1 minggu.
- Aplikasikan TON, dengan dosis 1 – 5 botol per-hektar (untuk daerah – daerah yang tingkat pencemarannya tinggi, dosisnya ditinggikan), dengan cara dilarutkan dengan air dahulu, kemudian disebar secara merata di dasar tambak.
- Diamkan 1 hari
- Masukkan air sampai ketinggian 70 cm.
- Tebarkan bibit rumput laut yang sudah direndam dengan TON dan HORMONIK seperti cara perendaman di atas. Dengan kepadatan 80 – 100 gram/m2.
- Bila dasar tambak cukup keras, bibit dapat ditancapkan seperti penanaman padi.
- Tidak perlu ditambah pupuk makro.
Pemeliharaan dan aplikasi TON (Tambak Organik
Nusantara) susulan.
Selama budidaya, harus dilakukan pengawasan secara kontinyu.
Khusus untuk budidaya di tambak harus dilakukaan minimal 1 – 2 minggu setelah
penebaran bibit, hal ini untuk mengontrol posisi rumput laut yang ditebar.
Biasanya karena pengaruh angin, bibit akan mengumpul di areal tertentu, jika
demikian harus dipisahkan dan ditebar merata lagi di areal tambak.Kotoran dalam
bentuk debu air (lumpur terlarut/ suspended solid) sering melekat pada tanaman,
apalagi pada perairan yang tenang seperti tambak. Pada saat itu, maka tanaman
harus digoyang – goyangkan di dalam air agar tanaman selalu bersih dari kotoran
yang melekat. Kotoran ini akan mengganggu metabolisme rumput laut. Beberapa
tumbuhan laut seperti Ulva, Hypea, Chaetomorpha, dan Enteromorpha sering
membelit tanaman. Tumbuhan – tumbuhan tersebut harus segera disingkirkan dan
dipisahkan dari rumput laut agar tidak menurunkan kualitas hasil. Caranya
dengan mengumpulkannya di darat. Bulu babi, ikan dan penyu merupakan hewan
herbivora yang harus dicegah agar tidak memangsa rumput laut. Untuk menghindari
itu biasanya dipasang jaring disekeliling daerah budidaya. Untuk budidaya di
tambak di lakukan dengan memasang jaring di saluran pemasukan dan pengeluaran.
Pemanenan
Pada tahap pemanenan ini harus diperhatikan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil yang sesuai dengan permintaan pasar secara kualitas dan kuantitas.Tanaman dapat dipanen setelah umur 6 – 8 minggu setelah tanam. Cara memanen adalah dengan mengangkat seluruh tanaman rumput laut ke darat. Rumput laut yang dibudidayakan di tambak dipanen dengan cara rumpun tanaman diangkat dan disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih lanjut. Atau bisa juga dilakukan dengan cara petik dengan memisahkan cabang – cabang dari tanaman induknya, tetapi cara ini akan berakibat didapatkannya sedikit keraginan dan pertumbuhan tanaman induk untuk budidaya selanjutnya akan menurun.Jika rumput laut dipanen pada usia sekitar satu bulan, biasanya akan diperoleh perbandingan berat basah dan berat kering 8 : 1, dan jika dipanen pada usia dua bulan biasanya akan didapat perbandingan 6 : 1. Untuk jenis gracilaria biasanya diperoleh hasil panen sekitar 1500 – 2000 kg rumput laut kering per- hektarnya. Diharapkan dengan penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) akan meningkat sekitar 30 – 100 %.
Pada tahap pemanenan ini harus diperhatikan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil yang sesuai dengan permintaan pasar secara kualitas dan kuantitas.Tanaman dapat dipanen setelah umur 6 – 8 minggu setelah tanam. Cara memanen adalah dengan mengangkat seluruh tanaman rumput laut ke darat. Rumput laut yang dibudidayakan di tambak dipanen dengan cara rumpun tanaman diangkat dan disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih lanjut. Atau bisa juga dilakukan dengan cara petik dengan memisahkan cabang – cabang dari tanaman induknya, tetapi cara ini akan berakibat didapatkannya sedikit keraginan dan pertumbuhan tanaman induk untuk budidaya selanjutnya akan menurun.Jika rumput laut dipanen pada usia sekitar satu bulan, biasanya akan diperoleh perbandingan berat basah dan berat kering 8 : 1, dan jika dipanen pada usia dua bulan biasanya akan didapat perbandingan 6 : 1. Untuk jenis gracilaria biasanya diperoleh hasil panen sekitar 1500 – 2000 kg rumput laut kering per- hektarnya. Diharapkan dengan penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) akan meningkat sekitar 30 – 100 %.
Kandungan
Nutrisi Rumput Laut
Rumput
laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut
terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%)
serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan
serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin
(A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan
selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan
asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat.
Manfaat
Rumput Laut
Mencegah
Kanker : Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat, selenium dan
seng dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi
dapat mendorong timbulnya kanker. Penelitian yang dilakukan terhadap penderita
kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang melakukan diet ketat dengan
mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi asupan lemak dari daging dan susu
mempunyai level estrogen yang rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Harvard School of Public Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita
Jepang yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya, menyebabkan
wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga kali lebih kecil terkena
kanker payudara dibandingkan dengan wanita Amerika.
Mencegah
Penyakit Stroke : Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada
tubuh sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang.
Mencegah
terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan dan kehalusan kulit : Kandungan
vitamin, mineral, asam amino dan enzym dalam rumput laut sangat potensial
sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit.
Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara kolagen,
sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan
baru pada kulit.
Mencegah
Terjadinya Penurunan Kecerdasan : Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat
tinggi dapat mengatasi defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada
penurunan kecerdasan seseorang.
Sebagai
Makanan Diet : Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu, serat pada rumput laut juga dapat membantu memperlancar proses
metabolisme lemak sehingga akan mengurangi resiko obesitas, menurunkan
kolesterol darah dan gula darah.
Sebagai
Anti Oksidan dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh : Kandungan klorofil dan vitamin
C pada rumput laut (ganggang hijau) berfungsi sebagai anti oksidan sehingga
dapat membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat
berbahaya sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan
tubuh yang kuat akan dapat menguruangi gejala alergi.
Mencegah
Gejala Osteoporosis : Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi
dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis.
Mencegah
Penyakit Gangguan Pencernaan : Rumput laut juga membantu pengobatan tukak
lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan
lainnya.
Lain
lain : Disamping sebagai bahan makanan bergizi, rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan serta
difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk pembuatan obat adalah alga coklat
khususnya sargasum dan turbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut
menghasilkan ekstrak berupa senyawa natrium alginat. Senyawa alginat inilah
yang dimanfaatkan dalam pembuatan obat antibakteri, anti tumor, penurunan darah
tinggi dan mengatasi gangguan kelenjar.
Bakso Rumput Laut
seperti
yang kita ketahui banyak jenis bakso yang ada di Indonesia, bakso yang kita
kenal antara lain bakso ikan dan bakso daging. Saat ini telah dikenal
bakso dari campuran rumput laut sebagai bahan pengisi untuk meningkatkan
kandungan serat dalam upaya untuk menciptakan pangan fungsional, dapat
disimpulkan jika mengkonsumsi makan berserat tinggi akan memperlancar proses
pencernaan makanan dalam tubuh. Rumput laut yang digunakan dalam pembuatan
bakso adalah rumput laut yang telah dikeringkan kemudian dihancurkan sehingga
berbentuk serbuk. Penambahan rumput laut selain untuk menambah serat juga agar
bakso yang dihasilkan akan lebih kenyal baik keadaan panas maupun dingin,
Selain itu teksturnya lebih lembut dibandingkan dengan bakso pada umumnya.
adapun cara pembuatan bakso rumput laut adalah sebagai berikut:
Bahan :
- Daging (sapi/ayam/ikan) -
- Tepung tapioka 10 % -
- STPP 0,03 % -
- Rumput laut 2 % -
- Garam 4 % -
- Gula pasir 2 % -
- Bawang putih 1 % -
- Merica bubuk 1 % -
- Es batu 20 % -
Cara membuat :
- Tepung tapioka 10 % -
- STPP 0,03 % -
- Rumput laut 2 % -
- Garam 4 % -
- Gula pasir 2 % -
- Bawang putih 1 % -
- Merica bubuk 1 % -
- Es batu 20 % -
Cara membuat :
1.
Cuci
bersih daging, potong-potong ukuran kecil.
2.
Haluskan
daging, garam, gula, bawang putih, merica dan es batu dengan food processor.
3.
Tambahkan
tepung tapioka, serbuk rumput laut dan STPP sambil diaduk hingga rata
(homogen).
4.
Bentuk
adonan menjadi bola-bola, masukkan ke dalam panci berisi air hangat (suhu 60 oC
hingga 80 oC).
5.
Rebus
bola-bola daging dengan suhu 100 oC selama 15 menit. Angkat dan tiriskan.
6.
Bakso
siap digunakan.disajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar